Spanyol vs Italy

Rabu, 04 Juli 2012

Spanyol Vs Italia
Sepakbola telah menjadi semacam oase yang membuat masyarakat melupakan sedikit hal-hal buruk"


Spanyol Vs Italia (AFP PHOTO/ Grafis)
Jakarta (ANTARA News) - Piala Eropa kini menuju penghujung laga. Partai puncaknya akan mempertemukan Spanyol dan Italia di Olympic Stadium, Kiev, Ukraia, Senin dini hari nanti.

Kedua tim elite dunia itu mempunyai kultur dan tradisi sepakbola yang lama mengakar di benua biru. Yang menarik adalah kedua negara sama-sama menuju jurang kebangkrutan ekonomi karena krisis utang Eropa.

Pemerintah Spanyol kini menanggung derita krisis keuangan akibat utang yang melonjak, sementara pdengangguran mencapai rekor tertinggi, terutama pada kalangan muda.

Kredit macet perbankan akibat naiknya harga properti dianggap sebagai biang keladi kesulitan finansial di negara ini.

Pemerintah Spanyol terpaksa memohon Uni Eropa untuk di-bailout demi menyelamatkan bank-bank yang kolaps. Spanyol kini menempati peringkat lima dalam daftar negara debitur terbesar dengan total utang luar negeri 2,46 triliun dolar AS.

Sebanyak 75 ribu warga Spanyol bahkan telah menandatangani petisi yang meminta para pemain La Furia Roja untuk beramal.

Publik Spanyol berharap para punggawa tim Matador bersedia menyumbangkan bonus yang mereka terima jika memenangi Euro 2012.

Kalaupun pemain memilih tidak mendonasikan bonusnya, paling tidak pemain membayar pajak dari pendapatan tambahan itu.

Nasib Spanyol sedikit lebih beruntung dari Italia.

Negeri pizza ini juga mengalami krisis ekonomi paling akut sejak Perang Dunia II. Bank sentral Italia mengumumkan utang negara sudah mencapai 1,95 triliun euro.

Cengkeraman mafia

Italia sendiri adalah negara nomor empat berutang terbesar. Parahnya, sejak krisis terjadi, aktivitas mafia mulai menggeliat.

Bank Italia melaporkan bahwa kegiatan pencucian uang meningkat hingga 147 persen dibandingkan dua tahun lalu.

Sebanyak 800 transaksi dilaporkan melibatkan orang-orang yang sedang ditahan atau tengah menjalani penyidikan atas aktivitas mafia.

Sepertiga diantaranya dilaporkan terjadi di Italia utara, wilayah yang seharusnya bebas dari kekuasaan mafioso.

Keluarga mafia seperti Cosa Nostra, Camorra, dan 'Ndragheta telah sejak lama menggerogoti perekonomian Italia.

Cakar mereka semakin kuat menancap selama krisis ekonomi Italia yang membuat bank-bank mengurangi mengutangi nasabahnya.

Cengkeraman mafioso tak hanya melilit sektor ekonomi. Geng mafia ini juga ikut melebarkan sayapnya ke ranah sportifitas.

Skandal pengaturan skor seakan menjadi momok dan warisan haram dalam sejarah persepakbolaan Italia.

Sejarah kelam itu bermula awal tahun 80-an di mana skandal yang diberi nama Totonero itu melibatkan sejumlah klub papan atas liga; Lazio dan AC Milan.

Salah satu nama tenar yang menjadi pesakitan adalah Paolo Rossi. Ia dituduh menerima suap untuk mengatur skor klubnya sendiri, Perugia, dan diskors dua tahun tidak boleh "menyentuh" bola.

Selesai menjalani masa skorsing, Rossi menjelma menjadi pahlawan Italia pada Piala Dunia 1982 setelah menjadi top scorer dengan enam gol dan mencetak gol kemenangan di final melawan Jerman Barat.

Sampai sekarang, Rossi masih membantah keterlibatannya dalam pengaturan skor tersebut.

Tak minder

Tahun 2006, sepakbola Italia kembali menerima kenyataan pahit. Kasus pada tahun inilah yang paling terkenal karena menyangkut pengaturan dan penyuapan ofisial pertandingan.

Juventus, Milan, Fiorentina, Lazio dan Reggina menjadi klub yang dihukum.

Skandal Calciopoli itu juga menyeret bos Juventus, Luciano Moggi, sebagai sutradara di balik cerita memalukan itu. Imbasnya, dua gelar juara Juve tahun 2005 dan 2006 dicopot dan "Si Nyonya Besar" didegradasi ke seri B.

Tapi di pentas piala dunia, Italia berhasil menjadi kampiun di Jerman.

Squandra Azzurri yang didominasi pemain-pemain Juventus berhasil mengalahkan Prancis di partai puncak.

Para pemain seperti melakukan pembuktian bahwa mereka hanyalah korban dari permainan elite yang menginginkan hasil demi keuntungan segelintir orang.

Hantu Calciopoli kembali muncul pada Piala Eropa 2012 dan mengguncang timnas Italia yang sedang mempersiapkan diri.

Domenico Criscito dicoret dari skuad Italia dua minggu sebelum berangkat ke Polandia.

Bek timnas Italia ini ditangkap saat berlatih di kamp Azzurri di Florence karena diduga terlibat pengaturan skor saat bermain untuk Genoa antara 2008 hingga 2011.

Skandal ini juga menyeret mantan pemain timnas Italia Cristiano Doni dan Giuseppe Signori.

Doni dikenai hukuman larangan bermain selama 3,5 tahun, sedangkan Signori lima tahun. Kedua pemain didakwa menjadi kaki tangan komplotan mafia penjudi bola asal Singapura.

Rentetan skandal itu tak lantas membuat Italia minder dan melempem.

Buktinya Italia berhasil melaju ke partai puncak dengan penampilan yang impresif. Pelatih Cesare Prandelli tetap tenang dan kalem. Dia berhasil menyuntikkan semangat baru kepada anak buahnya.

"Justru skandal yang mengiringi perjalanan kami di turnamen ini yang membuat mental pemain menjadi kuat. Hal yang penting saat ini adalah membuat orang mengerti tujuan kami dan itu adalah untuk sepakbola yang bersih. Kami ingin bermain dan menang," kata mantan allenatore Fiorentina itu.

Tak takut nasib


Prandelli berhasil mereformasi permainan Italia.  Stigma negative football mulai luntur di eranya.

Mantan pelatih AC Parma itu emoh disandingkan dengan pendahulunya, Helenio Herrera dan Enzo Bearzot, dua birokrat cattenacio yang mematikan permainan sepakbola indah.

Prandelli melihat cattenacio bukan lagi sebuah warisan, tetapi kenangan masa lalu.

Sedangkan Spanyol berambisi mencetak hattrick gelar juara turnamen bergengsi setelah sebelumnya menjadi kampiun Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010.

Mentalitas La Furia Roja sudah tidak diragukan lagi.

Kata orang, manusia Spanyol itu tidak menghindar dari nasib, tetapi juga tidak takut akan nasib.

Berani menghadapi kematian demi mempertahankan hidup.  Simbol seorang matador yang bermain-main dengan nyawa di hadapan seekor banteng.

Bagi Spanyol dan Italia, pertandingan final Senin dini hari nanti tak hanya pembuktian siapa yang terbaik dan layak menyandang penguasa Benua Biru.

Gelar juara juga akan memberikan kegembiraan dan senyuman di tengah krisis dan skandal.

"Kadang hal aneh terjadi dalam kehidupan. Sepakbola telah menjadi semacam oase yang membuat masyarakat melupakan sedikit hal-hal buruk," kata kapten Spanyol Iker Casillas.

sumber : http://www.antaranews.com

Artikel Terkait:

Read more: http://www.japarus.com/2012/04/cara-membuat-artikel-terkait-related.html#ixzz20BISml7L

0 komentar:

Posting Komentar